SAHAM AIRASIA MENDEKATI ARB SETELAH KELUAR DARI PENGAWASAN KHUSUS BURSA


Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (23/3) menerbitkan saham di maskapai penerbangan terdaftar PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) dari pencatatan pengawasan khusus. Dari daftar pengawasan khusus, saham di perusahaan dengan nama sandi CMPP, telah jatuh selama dua hari terakhir, hampir menyentuh lantai penolakan otomatis (ARB)  7%.

 Menurut data perdagangan BEI Rabu lalu, saham CMPP turun 6,80%. Kamis ini, harga saham CMPP juga turun 6,57% menjadi Rp 640 per saham. Indonesia  menguat sebesar 246,83%.

 Sebelumnya, CMPP masuk dalam daftar pantauan khusus BEI pada 10-21 Februari  berdasarkan kriteria nomor 10, yaitu penghentian sementara perdagangan saham lebih dari satu hari karena aktivitas perdagangan.

 Berdasarkan  informasi pengungkapan regulator sekuritas, AirAsia  memenuhi persyaratan minimum saham publik yang beredar atau saham mengambang 7,5% per 14 Januari 2022. Pemenuhan free float akan dicapai melalui pelepasan saham  dua pemegang saham pengendali perseroan, yakni PT Fersindo Nusaperkasa dan AirASIa Aviation Ltd (AirAsia Investment Ltd).

 Kedua pemegang saham menerbitkan 320.625.000 saham, mewakili 3% dari total saham yang dimiliki oleh pihak ketiga melalui pasar yang diperdagangkan.Komposisi saham CMPP saat ini terdiri dari AirAsia Aviation Ltd (46,25%), PT Fersindo Nusaperkasa (46,16%) dan saham publik (7,59%). Grup Terbatas (AAAGL). Seiring dengan perubahan  nama tersebut, induk perusahaan AirAsia Group juga berubah nama menjadi Capital A.

 Selain itu, manajemen juga membentuk dewan  independen yang diketuai oleh Tan Sri Jamaludin Ibrahim sebagai non-executive chairman.

 Perubahan nama  dilakukan untuk mencerminkan pemulihan dan strategi pertumbuhan grup maskapai penerbangan dengan mengkonsolidasikan semua operasi maskapai penerbangannya di bawah satu entitas untuk memfokuskan ekspansi bisnisnya dalam ekosistem yang lebih besar.

 Di bawah struktur baru, AAAGL akan mengawasi semua maskapai penerbangan di Capital A dan fungsi dukungan internasional terkait, termasuk AirAsia Consulting, divisi layanan korporat dengan AirAsia SEA dan bisnis joint venture layanan ground handling.

 “AAAGL sekarang bertahan dengan investasi kami yang  ada dan membuka jalan bagi penciptaan maskapai baru. Kami juga mendirikan AirAsia Consulting, yang bertugas untuk meninjau kemitraan maskapai baru, peluang waralaba, dan memberikan layanan konsultasi AirAsia tidak hanya untuk maskapai AirAsia tetapi juga untuk maskapai lain, ”kata CEO AAAGL Bo Lingam dalam pernyataan resminya yang dikutip, Kamis (24 Maret). ).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama