DATA SEPUTAR IPO GOTO BESERTA EKOSISTEM PENDUKUNGNYA



JAKARTA -- Simak data seputar penawaran saham perdana GoTo dan ekosistemnya termasuk perkembangan pasar ojek online dan e-comerce yang dihimpun DataIndonesia.id. IPO GoTo: Data dari IPO Internet pertama di Indonesia GoTo (OTCBB: GOTO), pasar berbasis Internet untuk layanan perjalanan, hari ini mengumumkan telah memberi harga 11 juta saham seharga $5 masing-masing dalam daftar langsung di The Nasdaq Capital Market di bawah simbol "GTO"... Perusahaan ride-sharing GoTo berencana untuk mengumpulkan sekitar US$500 juta dalam penawaran sahamnya, menjadikannya IPO internet terbesar di Asia Tenggara sepanjang tahun ini.

Data yang dirangkum antara lain kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, pergerakan saham PT Bukalapak.com Tbk, pergerakan saham Sea Ltd, GMV e-commerce di Indonesia, pangsa pasar ojek online di Indonesia, data aplikasi digital wallet di Indonesia, serta volume transaksi bruto layanan online.Selain berperan sebagai distributor kendaraan bermotor untuk disewakan, Toto juga memasok kendaraan-kendaraan tersebut dengan mesin, transmisi, asesoris, dan ban. Riset pasar, terutama pasar negara berkembang, menjadi lebih kompleks karena meningkatnya jumlah sumber informasi yang tersedia di Internet dan meningkatnya minat investor asing untuk mengakses data lokal dan melakukan analisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak dan bahasa mereka sendiri (Schaub 2015). Penting untuk dicatat bahwa meskipun menggunakan teknik statistik yang canggih, akan selalu ada beberapa ketidakpastian yang terkait dengan metode dan prediksi ini.

Prospek dari layanan dalam ekosistem GoTo salah satunya dapat terlihat dari laporan Google, Temasek, dan Bain & Company. Dalam laporan tersebut, total nilai penjualan (gross merchandise value/GMV) dari e-commerce serta layanan transportasi dan antar makanan daring di Indonesia memiliki nilai yang besar, masing-masing mencapai US$53 miliar dan US$6,9 miliar pada 2021.Pasar global diperkirakan mencapai US$1 triliun pada tahun 2015 dan diperkirakan akan meningkat lebih dari 8% setiap tahun untuk mencapai nilai US$1.640 miliar pada tahun 2021.[2] Situs web GoTo saat ini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan tersedia dalam Bahasa Indonesia (bahasa resmi Indonesia). Ini akan memungkinkan orang Indonesia untuk mengakses konten di situs web tanpa harus mengetik terjemahan bahasa mereka sendiri.[3] Sejarah [ sunting ] GoTo awalnya digagas oleh seorang karyawan Telkomsel yang sekarang sudah tidak beroperasi [4], yang mengoperasikan layanan telepon seluler di Indonesia dari tahun 1993 hingga 2001.

Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksi GMV dari e-commerce akan tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) 18% menjadi US$104 miliar pada 2025.Ini hampir sama dengan pasar ritel secara keseluruhan dan menyiratkan bahwa pasar Tiongkok akan bernilai lebih dari pasar AS pada tahun 2025 (lihat “Pasar E-Commerce Tiongkok Dapat Tumbuh 20X Lebih Cepat Dari Ritel Lainnya”). Untuk memperburuk keadaan bagi Amazon, perkiraan CAGR-nya mengasumsikan penetrasi nol ke China dan tidak ada toko internasional baru (yang akan menjadi tambahan $15-$20 miliar per tahun). Kenyataannya, Amazon sudah memiliki 4 juta pelanggan di daratan dan telah membuka toko pertamanya di sana bulan lalu (lihat “Amazon Masuk ke Game China: Toko Baru Membuka Dan Meluncurkan Aplikasi Belanja”). Kesimpulannya di sini bukanlah apakah pasar e-commerce China akan terus berakselerasi, melainkan seberapa cepat pasar tersebut berpotensi menjadi pasar terbesar di dunia.

Sedangkan GMV dari layanan transportasi dan antar makanan daring akan tumbuh dengan CAGR 25% menjadi US$16,8 miliar pada 2025. Berdasarkan laporan RedSeer, volume transaksi bruto (gross transaction volume/GTV) dari layanan ride hailing juga terus tumbuh.Peningkatan GTV untuk pemesanan taksi dan rideshare terutama disebabkan oleh beberapa faktor seperti peluncuran aplikasi seperti Uber dan Ola Money; peningkatan adopsi oleh konsumen; dan pertumbuhan tingkat urbanisasi di pasar negara berkembang, menurut analisis RedSeer Di antara semua kategori, e-niaga telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir karena kemampuannya untuk menangkap konsumen di berbagai perangkat dan saluran dan menawarkan kenyamanan kepada pelanggan melalui one-stop shopping, tambahnya. Menurut perkiraan RedSeer, ukuran pasar keseluruhan untuk industri otomotif India diperkirakan akan mencapai sekitar Rs 7 triliun pada tahun 2020, yang kemungkinan akan mencapai USD 170 miliar pada tahun 2025.

Pada 2020, GTV dari layanan tersebut di dalam negeri sebesar US$1,2 miliar dengan tingkat penetrasi 4,7%. Angka ini kemudian diproyeksi tumbuh dengan CAGR sebesar 36,7% menjadi US$5,5 miliar pada 2025.Pertumbuhan tercepat akan terlihat di negara-negara berpenghasilan menengah dan menengah ke atas di Afrika dan Asia, di mana permintaan layanan TV satelit diperkirakan akan mencapai 589 juta pada tahun 2025 dari 200 juta saat ini." "Jumlah langganan per kapita untuk konten berkualitas tinggi telah meningkat 20% menjadi 671 jam per bulan (vs 551 jam pada 2012). Menurut sebuah studi baru oleh TNS Media Intelligence dan Euromonitor International, peningkatan ini didorong terutama oleh penggunaan smartphone, tablet, dan TV pintar sebagai akses ke konten premium semakin tersedia di perangkat ini.

Tingkat penetrasinya juga diperkirakan naik menjadi 10,9% pada tahun yang sama. Sementara, GTV dari layanan pesan-antar makanan tercatat sebesar US$3,7 miliar dengan tingkat penetrasi 1,7% pada 2020. Nilainya diproyeksikan naik dengan CAGR 23,2% menjadi US$10,5 miliar dengan tingkat penetrasi 3% pada 2025.“Ritel bahan makanan adalah pasar yang berkembang pesat di seluruh dunia yang akan terus berkembang selama bertahun-tahun yang akan datang karena peningkatan konsumsi dan perubahan gaya hidup,” kata Robert Hennenlotter, Analis Riset, MarketsandMarkets “Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh kemajuan teknologi dan meningkatnya urbanisasi di negara berkembang, khususnya China dan India, yang merupakan dua konsumen makanan terbesar secara global." Penelitian ini mencakup skenario saat ini dan prospek pertumbuhan industri ritel grosir global untuk 2016-2025. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama