SRAGEN — Pemkab Sragen menurunkan sasaran investasi yg masuk tahun ini karena ada kebijakan huma sawah yg dilindungi (LSD) berdasarkan Kementerian Agraria & Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Banyak sawah pada Sragen yg sebelumnya akan dijadikan tempat permukiman & industri mendadak masuk LSD. Artinya huma sawah itu tidak boleh dialihfungsikan.
Pada tahun 2021, realisasi investasi pada Sragen mencapai Rp2,1 triliun. Namun, tahun 2022 ini Pemkab hanya menargetkan investasi Rp1,lima triliun. Kendati sasaran diturunkan, Dinas Penanaman Modal & Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen optimistis realisasinya sanggup melebihi sasaran.
Sekretaris DPMPTSP Sragen, Suharti, mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan taktik agar investasi naik. Di antaranya menggunakan membangun iklim investasi yg sehat, yakni denga pelayanan ramah investasi, menciptakan ketenangan investor, & seterusnya.
Selain itu, kami jua melakukan supervisi yg difasilitasi menggunakan dana alokasi khusus (DAK) buat membantu perizinan bisnis mikro mini menengah (UMKM).
Dalam kurun enam tahun terakhir, 2016-2021, nilai investasi pada Sragen cenderung semakin tinggi sebagai akibatnya poly energi kerja yg terserap. Tingginya nilai investasi itu berbanding lurus menggunakan penurunan nomor kemiskinan. Artinya, meningkat nilai investasi yg masuk maka nomor kemiskinan akan cenderung menurun.
“Selain itu penunjang investasi jua ditingkatkan misalnya infrastruktur & kondusivitas wilayah,” sambung Suharti.
Dia mengungkapkan selama enam tahun terakhir itu terdapat investasi pada banyak sekali bidang, pada antaranya pertanian, industri, listrik & gas, konstruksi, perdagangan & reparasi, hotel & restoran, industri & perkantoran, dan jasa lainnya. Angka investasi dalam 2016 sebanyak Rp1,lima triliun naik sebagai Rp2,1 triliun dalam 2021.
Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, ingin menaikkan PAD mulai tahun ini agar nir terlalu bergantung dalam pemerintah pusat. Sragen selama ini masih mengandalkan dana switch berdasarkan pusat, terutama dana aloksi umum (DAU).
Menurut Bupati, bila PAD tinggi maka Sragen sanggup melakukan pembangunan secara mandiri. “Saya minta dinas yg mempunyai potensi pendapatan dinaikan targetnya. Kalau nir bisa maka nir usah jadi ketua dinas. BUMD [badan usaha milik daerah] jua jangan melempem sehabis menerima penyertaan modal. Semua terdapat sasaran & selalu semakin tinggi setiap tahunnya. Ke depan, kami akan bangun Kolam Renang Kartika, Pasar Kota, Pasar Joko Tingkir, secara sedikit demi sedikit buat Sragen,” katanya.